December 31, 2011

"Solusi Paling Rasional, Obrak PKL Pasar"

Ada sebuah kalimat mengatakan jika sampah merupakan masalah yang tak akan ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada, maka sampah pasti akan selalu diproduksi. Kenyataan itu sama halnya dengan pemandangan yang terlihat di Pasar Keputran. Jika ditinjau dari letak geografis, pasar ini memang terletak di jantung kota, tapi bayangkan apa jadinya terletak di kawasan pusat, tapi menyuguhkan panorama yang begitu menyedihkan.

Umumnya sampah-sampah itu biasa berserakan di pinggir jalan, tapi tidak dengan pasar yang terletak di jalan Keputran ini, khususnya di bagian dalam, gundukan sampah semrawut di tengah. Jadi mau tidak mau pengunjung akan menginjakkan kakinya di gundukan sampah tersebut.

Tak hanya sampah yang berserakan, namun genangan air menambah pemandangan ini makin tak sedap. Maka tak ayal membuat sebagian pengunjung enggan menginjakkan kakinya ke pasar. Misalnya saja Siti (35), ia mengaku sebenarnya malas untuk pergi ke pasar yang terletak di jalan Keputran ini. “Mau gimana lagi tapi mbak, tapi disini harganya miring jadinya saya mau nggak mau harus kesini,” ujar wanita asal Surabaya tersebut. “Ya… sebenarnya terganggu ya,” tambahnya sembari kedua bola matanya melihat arah sekelilingnya.

Khususnya sampah yang mendominasi berasal dari sisa sayuran. Pasalnya pedagang memang sengaja membuang sisa sampah organik tersebut di pelataran stan yang mereka miliki. Menurut Bayu (28), salah seorang pedagang sayur ini mengaku jika mengupas sampah memang langsung membuangnya pada pelintasan jalan.

“ Nggak masalah mbak, memang sudah tradisi kaya gini. Lihat saja disini tiap pedagang memang membuang sampah ya seenaknya, nanti pagi juga sudah bersih,” kata pria berambut ikal tersebut. Pedagang yang juga menjual buah-buahan seperti jeruk dan apel impor ini pun menjelaskan jika sewaktu malam Pasar Keputran memang penuh akan sampah, namun jika pagi pasar ini tampak bersih, lantaran petugas kebersihan bertugas tiap pagi.

Hal itu pun dibenarkan oleh Oscar Rachwardhadi, Humas PD Pasar yang ditemui Selasa (27/12). “Memang benar, jika tiap malam pasar itu nampak kotor karena waktu malam aktivitas pasar itu beroperasional. Nah nggak mungkin jika petugas kebersihan itu bersih-bersih saat malam hari, masak ada kegiatan jual beli tapi ada yang bersih –bersih,” ulasnya.

Menurut pria yang juga pernah menjadi dosen Kampus Stikosa AWS ini pun menjelaskan, jika sampah yang tiap bulannya menghabiskan dana 400juta tersebut, memang mengatur jadwal antara jam operasional dengan saat clean area.

“Kita memang sudah mengatur ritmenya malam dan pagi, tapi kalau masalah pedagang membuang sembarangan sebenarnya itu masalah klasik, karena memang faktor area yang tidak memungkinkan, fasilitas bak sampah dan pastinya kita lebih memilih kepraktisan,” jelas pria berusia 48 tahun tersebut. “Sebenarnya untuk mengatasi masalah ini satu-satunya jalan adalah harus ada perubahan yang fundamental ada solusi rasional, yakni mengobrak PKL di sekitar pasar,”tandasnya.

Dari Data PD Pasar pun menyatakan jika kualifikasi pasar dengan penghasilan sampah terbanyak adalah pasar Keputran, khususnya bagian utara. Tiap hari pasar dapat menghasilkan kurang lebih 50 m3 sampah. Maka dari itu Oscar pun menuturkan, jika Pasar Keputran bersih dari pedagang-pedagang illegal, maka masalah kebersihan pun dapat sedikit teratasi. Lantaran menurut pria berkumis tersebut fungsi pasar tidak berjalan seyoganya.

“Pasar di Keputran itu kaya pabrik, harusnya pasar itu kegiatan jula beli, ini kok mereka mala mengupas sayur, bawang. Nah dagangan yang sudah dikupas maka mereka jual kepada PKL-PKL itu, ya sebenarnya mereka memang kerjasama,” ujar pria yang pernah menjadi pembina disalahsatu organisasi pecinta alam tersebut. “Toh nantinya jika bersih dari PKL, maka pedagang di dalam tidak perlu repot- repot mengupas daganganya, jadi bisa mengurangi sampah yang menumpuk, dan lebih pentingnya PKL itu juga tidak lagi ikut nebeng membuang sampah di pasar, toh gini jadinya perusahaan yang menanggung rugi,” tandasnya. (Dwita Prasetya)

1 comments:

Di AWSCORNER.COM, artikel ini yg paling ciamik di sisi data. Setidaknya si penulis berani locat pagar dengan menambahkan narsum di luar Keputran untuk melengkapi tulisannya. Salut!

Post a Comment