December 22, 2011

Ketika Mimpi tak Sejalan Lagi dengan Kenyataan

Namanya sudah tak asing lagi di dunia fotografi Surabaya. Ketika teman sebayanya sibuk mengisi waktu luang dengan bermain, nonton dan pacaran, pria ini lebih asyik menghabiskan masa remajanya dengan memotret, memotret dan memotret. ‘’Saat itu bisa dibilang kamera adalah pacar saya,” ujar Mamuk Ismuntoro.

Saat remaja, pria yang biasa disapa mas Mamuk ini, sebenarnya bercita-cita menjadi PNS dan pemain sepak bola professional. Namun setelah memasuki bangku kuliah di Stikosa AWS Surabaya, keinginannya menjadi PNS terkikis seiring dengan kesibukannya di kampus dan kegiatan HIMMARFI. Dari sinilah kali pertama ia mulai menggeluti dunia fotografi.

Penggagas Matanesia community ini sudah menjelajahi berbagai media massa, diantaranya Radar Surabaya (1998-2002), majalah Mossaik (2002-2007), dan menjadi awak redaksi foto di Surabaya Post pada 2009-2010. Kepiawaiannya dalam memotret ternyata melahirkan prestasi yang selama ini tak ia duga sebelumnya. Pada tahun 2007 ia mendapatkan beasiswa dari Panna Institute dan world press Photo. Selain itu ia juga menjadi pemenang ke-2 dalam Internasional photo Competition (IPC) pada 2008. Kini, fotografer asal Surabaya ini lebih fokus mengelolah Matanesia dan komunitasnya selain aktif mengajar fotografi.

Bagi alumnus Stikosa AWS angkatan 1993 ini, dalam meraih kesuksesan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Selama kita mau berusaha, impian yang ada di angan-angan itu bisa diwujudkan, baik itu kemauan untuk menggali potensi yang ada dalam diri kita maupun kemauan untuk belajar dan menjadi lebih maju. Untuk mendapatkan informasi yang lebih, kita harus membuka mata dan telinga lebar-lebar. Gunakan semua indra untuk melihat dunia ini. Misalnya, dengan cara menjalin interaksi dengan orang lain, memperluas jaringan (networking) dan wawasan ilmu pengetahuan, serta menguasai bahasa asing terutama bahasa inggris. Apabila semua itu telah dimiliki, maka dunia bisa kita kuasai, bukan dunia yang menguasai kita.

Menurutnya, peluang alumnus Stikosa AWS dalam menaklukkan dunia komunikasi masa depan sangatlah besar, tak hanya di media saja tapi bisa juga di perusahaan atau instansi pemerintah. Karena komunikasi itu sangat diperlukan di dunia kerja manapun, akan tetapi kita jangan hanya mengandalkan ilmu dari bangku kuliah saja. Kita harus memperluas wawasan pengetahuan dari disiplin ilmu yang lain, memperluas jaringan (link), dan menjalin silaturohim dengan para alumni. Jika hanya mengandalkan ilmu di perkuliahan, kita akan kalah bersaing dengan orang lain.

“Orang yang punya potensi dengan orang yang tidak punya potensi bila berada di panggung yang sama, sebenarnya mempunyai peluang yang sama dalam meraih kesuksesan. Semua itu tergantung dari kemauan individu masing-masing,” pesan mas Mamuk mengakhiri perbincangan kami.(Yuli Elok Fitriyah/10.11.3599/Jurnalistik)

1 comments:

Sosok dan karya Mamuk Ismuntoro bisa dilihat di www.mamukismuntoro.com ... Foto2nya sangat memberi inspirasi..

Post a Comment