December 22, 2011

Jangan Andalkan Satu Keahlian

Cewek yang lahir di Surabaya pada tanggal 22 April 1987 ini mempunyai hobi menulis, motret, dan main basket. Cewek yang bernama lengkap Nita Femmilia ini sekarang bekerja di radio El – Shinta sejak 7 bulan yang lalu, sebelumnya dia bekerja di Surabaya Post sebagai Wartawan. Di Radio El – Shinta, dia menjabat sebagai produser program news dan talk ( perbincangan ).

Banyak yang bilang kalau lebih enak jadi produser daripada penyiar, justru tanggapan itu salah, jangan menganggap menjadi produser itu gampang, justru lebih susah. Sebenarnya di belakang itu lebih susah daripada penyiar, karena apa yang dibicarakan oleh penyiar apalagi membawakan program news, tidak ada music, apapun yang dikatakan penyiar itu, semua diatur oleh produser. Kalau orang yang tidak mengerti radio, kalau ada yang salah, pasti menyalahkan penyiar, tapi kalau sudah tahu pasti Tanya siapa produsernya, karena produser memiliki tanggung jawab lebih besar.

Cewek yang biasa dipanggil nyit ini, awalnya tidak mempunyai bekal di organisasi dari radio, dulu dia hanya mengikuti dari mata kuliah saja. Waktu melamar, pengennya jadi gatekeeper, tapi ternyata waktu tes lebih diajukan ke produser. Dengan prinsip yang kuat, dia bilang, kalau kita belajar, seiring dengan waktu, kalau kita niat dan berusaha pasti bisa.

Cewek yang satu ini dari SMP memang sudah ingin menjadi Jurnalis, dari SMP memang sudah suka menulis, lalu ikut kegiatan seperti majalah, pokonya semua tentang menulis. Lalu sejak SMA. Dia ingin sekali menjadi wartawan, sebenarnya ingin narsis dan ingin masuk televisi jadi reporter. Menurut cewek yang manis satu ini, masuk dunia kerja itu yang dibutuhkan tidak hanya skill, tapi juga mental, karena kebanyakan teman – teman AWS pasti ketika masuk media terus keluar, mungkin karena mereka gak kuat mental. Meskipun kalian pintar, berkompeten, tapi kalau kalian di lapangan tidak kuat mentalnya, pasti akan terseleksi dengan sendirinya.

Organisasi yang dia ikuti selama masih kuliah sangat banyak sekali, seperti SM ( Surabaya Muda ), KOPI ( Kumpulan Orang Pecinta Indie Film ), Himmarfi ( Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotogarfi ) dan BEM ( Badan Eksekutif Mahasiswa ). Meskipun banyak organisasi yang diikuti, tapi pasti ada yang dia prioritaskan, yaitu utamanya Himmarfi. Semua itu Karena pilihan, dia yakin bahwa disini rumah keduaku, aku pasti akan menemukan sesuatu yang membuat aku tidak salah pilih disini.

Dulu cewek yang satu ini pernah bekerja di Media Online jadi penulis, gajinya cukup besar, jauh lebih besar daripada di Radio El – Shinta. Tapi dia keluar, karena dia di remehkan, kata bosnya, “ kamu bisa gak buat tulisan ?”, lalu saya bilang ke bapaknya, “ kalau buat tulisan itu begini, lihat saja di kompas.com, detik.com”, lalu bapaknya hanya bilang “ oh iya ya ”.

Bosnya itu memang berulang kali meremehkan orang jawa, mungkin karena kebanyakan yang bekerja disana orang china. Dia juga punya prinsip kalau tidak suka diremehin apalagi kalau tidak salah, terutama jika sudah diberitahu tapi tidak digubris, aku merasa tidak dihargai banget. Dia juga pernah punya pengalaman tidak menyenangkan ketika di SM ( Surabaya Muda ), ketika akan memberikan berita tapi ternyata berita itu hanya dilihat saja dan langsung dibuang. Meskipun di dunia kerja, pasti juga begitu, kalau tulisan jelek pasti tidak dibaca.

Cewek yang tinggal di Kedurus Gang 3B No 3A ini pernah mengikuti pameran Jakarta yang kuratornya atau jurinya adalah Mas Oscar Natulloh. Di Jawa Timur hanya tiga perwakilan saja, yaitu Andy Sam, Afu, dan Nita Femmilia. Dia pertama kali tidak tahu apa – apa, tapi waktu itu sama temenku yang bernama Sampah, dia memberitahu bahwa ada pameran di Jakarta, kuratornya Mas Oscar, siapa coba yang tidak mau ikut. Mulai dari mengirim email, memilih foto dan lain sebagainya, semua yang mengurus Sampah, aku hanya tahu bahwa fotomu lolos 4, sudah hanya itu saja.

Ketika skripsi, dia memilih Kuantitatif dan mengambil mengenaai radio SS ( Suara Surabaya ). Tema skripsinya adalah korelasi antara tingkat kognitif pendengar suara Surabaya dengan frekuensi mendengarkan kelana kota. Seorang Nita Femmilia ini ternyata mempunyai dosen favorit, dosen favoritnya itu pak Suhariyanto, dosen malam yang mengajar Seminar dan KKL ( Kuliah Kerja Lapangan ). Mengapa dosen favoritnya itu, karena pak Suhariyanto yang justru membantu dia dalam mengerjakan skripsi, padahal dosen pembimbingnya pak Fajar Arifianto dan pak Fajar hanya bilang “nit, aku percaya sama kamu”, jadi aku mengerjakan skripsi sendiri dan banyak yang salah, mulai dari bab 1 sampai 3. Justru yang bela – belain memberikan support pak Suhariyanto.

Menurut Nita Femmilia, bagaimana peluang alumnus Stikosa - AWS menaklukkan media komunikasi masa depan yaitu peluangnya besar sekali buat menaklukkan, apalagi di dunia media komunikasi. Karena apa, jika kita dibandingkan dari universitas negeri pun yang akreditasinya lebih bagus dibandingkan dari kampus lain, skill yang kita dapat itu lebih baik daripada alumni dari kampus lain, karena kita lebih di fokuskan ke 3 jurusan, yaitu Broadcasting, Jurnalistik, dan Public Relations.

Apalagi teman – teman AWS mempunyai kesempatan besar, tidak hanya belajar dari mata kuliah saja, pasti teman – teman punya inisiatif untuk ikut organisasi. Aku juga mengakui bahwa ilmu yang aku dapat lebih besar dari organisasi sekitar 60 % dan dari kampus 40 %, itu sangat lebih berpeluang sangat besar untuk menaklukan dunia komunikasi. Kita tidak perlu merasa down, apalagi minder dengan lulusan dari kampus lain, karena teman – teman di AWS sangat mempunyai skill dan mental yang bagus di dunia media.

Kebanyakan teman AWS bisa menembus di media – media nasional yang berkompetn seperti di Metro TV, TV One, Indosiar dan lain masih banyak lagi. Jadi, peluang alumni sangat besar banget. Para media memang percaya bahwa Stikosa – AWS lebih ke dunia media dibandingkan dari kampus lain. Kemampuan dari anak AWS sendiri, teman – teman bisa menembus ke media – media yang bagus, asalkan punya niatan dan berusaha. Satu hal lagi ketika ingin survive di dunia media, kalau bisa jangan mempunyai kemampuan di satu bidang saja, karena sekarang yang perusahaan – perusahaan mau bukan satu skill, tapi many skill dan kalau kalian hanya bisa modal menulis saja, bisa – bisa mati disitu kalau sudah tidak ada yang mau pakai tulisan kita lagi di media.

Cewek yang dulu bersekolah di SMP Negeri 13 ini mengakui bahwa organisasi juga berpengaruh di dunia kerja, berpikirnya positif saja. Kalau teman kita gak ikut, kenapa aku juga iku, kalau menunggu teman, kita akan ketinggalan. Lebih baik maju sendiri, kalau menunggu mereka yang tidak mau, lebih baik tidak perlu menunggu. Cara kita menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, dan memanage waktu, itu bisa belajar dari organisasi. Jika melakukan sesuatu, jangan setengah – setengah. Dia juga mengakui bahwa bisa ngedit pake full edit ketika di dunia kerja, di AWS tidak bisa, aku belajar sendiri.

Rossiana Sillalahi adalah salah satu favoritnya di dunia media, karena menurut dia orang ini pintar, meskipun dia jadi Pemimpin Redaksi, dia juga merangkap menjadi Presenter. Ketika ada bencana, dia juga ikut turun langsung dan pembawaannya juga keren. Cewek yang suka makan bakso ini pengen sekali bekerja di BBC radio.

Pesan – pesan dari seorang Nita Femmilia untuk anak – anak Stikosa AWS yaitu sebisa mungkin jangan hanya mempunyai satu skill saja, seperti bisa motret, tapi juga harus bisa nulis. Lalu lebih ke dunia kerja, apalagi kalau sudah semester akhir pasti berpikir aku akan kerja apa dan dimana, tidak perlu takut kerja dimana, selesaikan skripsi dulu, jangan bekerja. Untuk anak yang mengikuti organisasi banyak, harus bisa bagi waktu. Lalu untuk dosen Stikosa – AWS, dosen jangan memberikan banyak teori tapi praktek, karena mahasiswa lebih banyak dapat praktek dari organisasi yang kita ikuti.(Fanti Tyas Hartiningsih/10.31.3638/Broadcasting)

0 comments:

Post a Comment