December 23, 2011

Pedagang Keputran Bersiap di Gusur Taman

Di tengah gerimis yang berangsur-angsur reda malam itu, terlihat seorang ibu menjulurkan beberapa rupiah dari atas motor untuk membeli seikat sayuran. Ia tidak perlu turun dari kendaraanya, apa lagi repot-repot memarkirnya. Dengan kondisi jalan dua arah yang trotoarnya penuh dengan sayur memang tidak mudah untuk mencari sebuah tempat memarkir kendaraan yang aman.

Memang Jika dilihat dari efisiensi waktu, banyak diantara pembeli akan lebih memilih untuk berbelanja di bantaran kali dari pada harus masuk ke dalam pasar. Selain akan lebih cepat, para pembeli pun tidak perlu repot-repot masuk ke dalam pasar induk yang becek karena genangan air hujan.

Namun, hal ini bersilangan dengan upaya pemerintah Surabaya mempercantik kota. Kini giliran bantaran kali keputran yang di jamah oleh Pemerintah Kota Surabaya. Setelah puluhan tahun menjadi tempat mencari nafkah bagi para pedagang liar, pemerintah akan segera mewujudkan sebuah taman rekreasi bagi warga.

Taman rekreasi ini selain digunakan untuk tempat rekreasi yang nantinya di berikan fasilitas outbound, taman tersebut juga diharapakan dapat menambah ruang hijau bagi kota Surabaya. Dengan panjang 700 meteran dan lebar 5 meter, menurut data dari Pemkot taman tersebut nantinya juga akan ditanami sekitar 300 pohon di pinggiran jalan raya. Hal ini dimungkinkan untuk mencegah para pedagang liar menggelar lapaknya kembali.

Menurut beberapa pedagang yang kami temui, rencana pembangunan taman ini tentu saja akan mengancam mata pencaharian mereka. Mereka mengaku juga masih belum tahu harus pindah kemana. Menurut seorang pedagang sayur yang berdagang di tengah trotoar depan area yang akan di bangun taman, selama satu tahun berdagang, ia sudah tiga kali pindah tempat, untuk selanjutnya ia mengaku sudah pasrah.

Memang masalah-masalah tentang kebersihan dan ketertiban kota lah yang selalu menghantui pasar induk tertua di Surabaya ini. Selain terlihat kurang sedap dipandang mata, arus lalu lintas di jalan raya keputran sangat terganggu dengan kehadiran para pedagang liar yang berjualan di trotoar dan bantaran kali keputran. Tidak jarang mobil harus terjebak di antara kerumunan para pembeli dan harus membunyikan klakson.

Sebenarnya tidak perlu ada pedagang liar yang berjualan di trotoar dan bantaran kali, karena sekitar 600 lapak di dalam pasar induk masih kosong dan bisa di manfaatkan, Hal itulah yang terucap dari bibir seorang ibu yang sudah berjualan di keputran sejak tahun 1978. (Isa Anshori / 10.11.3573 )

0 comments:

Post a Comment