December 30, 2011

KEPUTRAN DI GUSUR MEMPERINGATI TAHUN BARU

Gara-gara isu penggusuran pasar keputran pada waktu lalu, para pedagang yang berjualan di area pasar Keputran ini masih tetap resah jika ada lagi penggusuran pada awal tahun 2012, tepatnya. (LEAD)

Suhadi,65 tahun ini adalah pedagang pasar Keputran yang berjualan sayur mayur sejak 15 tahun, ia berkomentar tentang adanya isu penggusuran yang akan terjadi lagi awal tahun baru ini. Isu yang terdengar penjual sayur ini memang selalu meresahkan para pedagang yang berjualan di area luar pasar. Karena di pasar Keputran hasil penjualannya lebih banyak dari pada di Osowilangon, Gresik.”Banyak sudah yang membeli stand di sana, tapi apa daya hasil keuntungan pada pasar Keputran ini lebih besar dari pada di Osowilangon karena masih baru pasarnya dan mungkin hana beberapa warga Gresik yang berbelanja disana.”ujarnya sambil bermuka galau.”

Penjual kelapa parut ini, Firman 50 tahun. Yang sehari harinya berjualan di area stand dalam mengaku kalau pendapatnya dalam sehari-hari hanya mendapatkan ± Rp 50.000-100.000. Itu pun Pak Firman bisa mengkuliahkan anaknya hingga lulus kuliah S1 dan mencukupi kebutuhan keluarganya. Yang di keluhkannya dalam berjualan selalu dikenakan pajak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. “ Kan sebenarnya stand yang saya tempati ini sudah saya beli lunas sejak pertama beli, Setahun ± 12 juta an, ”ujar Bapak yang mempunyai empat anak ini.” Dan setiap harinya ia membayar pajak kepada pihak yang tidak bertanggung jawab senilai Rp.15.000. Entah oknum seperti ini selalu terjadi, tidak hanya di pasar tetapi bisa saja di wilayah tempat manapun.

Isu-isu yang beredar ke telinga pedagang-pedagang memang menciutkan para pedagang yang ada di luar area pasar Keputran. Salah satunya berita akan ada penggusuran kembali. Hal ini bagi para pedagang sangat memprihatinkan melihat kondisinya yang mungkin membutuhkan kebutuhan dalam perekonomiannya sehari-hari.

Menurut Emak Ningsih pedagang di area luar pasar Keputran juga berpendapat, ketika saya bertanya tentang kejadian akan ada penggusuran kembali di areah luar pasar, Mak bilang “ Jangan lagi dek ada penggusuran di area sini, emak sudah tidak tau harus jualan dimana lagi, pendapatan sehari-hari untuk bisa makan. “Ujar dengan bicara bahasa jawa secara ngotot.”

Sangat benar-benar memprihatinkan menurut saya melihat kondisi para pedagang seperti ini. Harapan bagi pedagang mungkin pemerintah bisa mengerti kondisi sebenarnya pedagang kecil itu seperti apa. Memang sudah diberikan fasilitas di Osowilangon, tetapi tidak menutup kemungkinan pendapatan yang ada di pasar Keputran jauh lebih besar dari pada di pasar Osowilangon,Gresik.(Marliana Erni F/Jurnalistik/08.33.2219)

1 comments:

Post a Comment